Menyingkir sejenak di sela-sela kesibukan kota yang macet,panas,dan segala kerumitannya. Tepat di kota Bantul,Yogyakarta terdapat desa wisata yang letaknya persis di dekat ringroad selatan, saat aku mau kesana jujur memang terasa berat, bukan karena waktu itu bertepatan pada pertengahan bulan puasa saja, tetapi karena cuaca di Yogyakarta yang memang benar-benar sedang panas-panasnya, setelah hampir satu jam perjalanan dari kantor yang berada di Jalan Solo,akhirnya aku sampai tepat di desa wisata.
Sewaktu tiba disana tetap masih belum bersemangat dan berpikir aku hanya ingin duduk saja sembari menunggu waktu buka puasa lalu pulang, tetapi apa daya saat melihat banyaknya mainan tradisional masa kecil tepat di hadapanku, iseng-iseng nyoba main kipas lele-lelean jadi berasa flashback waktu zaman TK, kebetulan aku asli orang desa, setelah selesai main kipas semua mainan-mainan tradisional mulai dari egrang,batokan, gangsing, yoyo, dll mulai menanti.
Gambar 1. Mainan Tradisional
Gambar 2. Bermain Egrang
Yang lebih asyik lagi di sana juga diberikan edukasi tentang bagaimana menanam padi,membajak sawah dengan kerbau, lagu-lagu tradisional, dan yang paling bikin mata terbelalak apa lagi kalau bukan makanan tradisionalnya.
Gambar 3. Menanam Padi
Gambar 4. Persiapan Membajak Sawah
Bagi masyarakat kota bahkan masyarakat desa yang perlahan mulai meninggalkan mainan tradisionalnya, menghabiskan waktu dengan jelajah desa wisata bisa jadi pilihan yang bagus, karena selain semua alasan yang aku paparkan di atas, duduk sembari melihat hamparan sawah yang terbentang dengan suasana desa yang apik bisa membuat suasana hati dan pikiran lebih baik.
Gambar 5. Pemandangan Kampoeng Mataraman
Jadi jika bingung menentukan destinasi yang bagus di Jogja, Desa Wisata Kampoeng Mataraman bisa jadi alternative yang bagus, karena siapa lagi yang bisa melestarikan budaya desa jika tidak dimulai dari kita. 🙂