Kesuksesan beberapa BUMDes dalam meluncurkan aplikasi jangan sampai membuat orientasi digital BUMDes berubah. Aplikasi hanyalah bagian kecil dari proses transformasi digital di desa.
Pada beberapa kasus, BUMDes berhasil melakukan transformasi digital desa dengan bantuan aplikasi. Sementara yang lain justru berhasil melakukan transformasi dengan membawa produk-produk umkm masuk ke dalam marketplace.
Pada studi kasus lain, BUMDes justru berhasil melakukan transformasi digital desa dengan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk umkm desa. Hal ini karena disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di desa.
Sehingga tidak semua konsep-konsep BUMDes digital harus selalu bertumpu pada pembuatan aplikasi. Mengingat proses, biaya dan tahapan pembuatan aplikasi sendiri memakan banyak biaya.
BUMDes dan perangkat desa dapat memetakan kebutuhan usaha dan warga desa. Kemudian menyusun peta jalan transformasi digital desa.
BUMDes dapat menjadi lokomotif transformasi perubahan digital bukan hanya sekedar pasang wifi dan buka toko online.
Karena jika BUMDes hanya berfokus pada pasang wifi semata, maka tidak memberikan dampak yang besar, jangka panjang dan terstruktur serta sistematis.
BUMDes sebagai agregator dan wadah perlu menyusun dampak yang panjang, terstruktur dan dapat berkelanjutan dalam proses transformasi di desa.
Fokus BUMDes Go-Digital
Ketika BUMDes akan menyusun proses transformasi digital di desa dan juga unit usaha BUMDes. Maka ada beberapa hal yang perlu dipastikan terlebih dahulu. Beberapa data dan indikator berikut ini bisa menjadi pegangan BUMDes sebelum menyusun proses go-digital:
- Pastikan BUMDes memiliki data usaha UMKM, para pelaku usaha, pekerja dan bahkan pengangguran di desa. Hal ini penting dalam menyusun dampak skala transformasi digital sebelum realisasi dengan paska realisasi. Apakah transformasi digital yang diberikan memberikan perubahan.
- Pastikan BUMDes sudah sempurna dalam kelembagaan, keuangan hingga unit usaha yang ada. Kalaupun belum sempurna telah memiliki standar-standar minimal sehingga mampu melayani sumber daya lain yang lebih luas.
Proses selanjutnya, sasaran akhir BUMDes harus berfokus pada hal-hal strategis berupa peningkatan kesejahteraan dan skala usaha, bukan pada infrastruktur banyaknya wifi, website atau akun-akun media sosial yang telah banyak dibuat.
1.Peningkatan skala usaha.
Pentingnya indikator data usaha desa pra-transformasi digital dengan paska-realisasi bertujuan untuk mengukur peningkatan skala usaha. Karena jika skala usaha meningkat, maka secara otomatis pendapatan warga meningkat dan kesejahteraan meningkat.
Inilah yang disebut dengan fungsi BUMDes sebagai wadah dan agregator untuk meningkatkan skala usaha usaha-usaha desa.
2. Sinkronisasi dan Kerjasama
BUMDes sebagai wadah dan agregator tidak harus memberikan atau penganggaran modal seluruhnya. Dengan artian dapat menjalin kerjasama dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Misalnya BUMDes dapat mengadakan pelatihan digital, dimana pelatihan digital ini difasilitasi seluruhnya oleh Pemda, Pemkab atau Kementerian.
Sehingga BUMDes hanya menyediakan lokasi dan mendatangkan peserta saja.
Kerjasama dan sinkronisasi ini nantinya akan memudahkan BUMDes dalam memaksimalkan sumber daya. Serta membuat BUMDes fokus pada tujuan akhir, ketimbang tujuan-tujuan yang hanya bersifat seremonial semata.
BUMDes harus kembali kepada jati diri sendiri sebagai lembaga aggregator ekonomi desa. Sehingga fokus dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan desa.