Inilah Revolusi 4.0 dan Pengaruhnya Bagi Desa

Desa Digital
Desa Digital

Saat ini marak pelatihan, workshop atau seminar untuk mengajak semua orang bersiap menghadapi Revolusi Industri 4.0. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud sebagai Revolusi INdustri 4.0 dan apa pengaruhnya bagi situasi ekonomi pedesaan di Indonesia?

Disebut sebagai Revolusi Industri 4.0 karena ini adalah tahap ke empat proses perubahan yang merubah situasi industri di seluruh dunia dan menciptakan perubahan pada seluruh aspek kehidupan sosial di seluruh pelosok dunia. Apa sajakah empat tahap perubahan yang bisa merubah tatanan ekonomi dunia ini? Begini urutannya:

Revolusi 1.0 ditandai oleh oleh lahirnya mekanisasi dan energi berbasis mesin uap dan air. Pada era yang terjadi di Abad 18 ini mulai bermunculan mesin-mesin pengganti kerja manusia dan menciptakan lompatan besar pada dunia industri. Kekuatan mesin yang mampu dengan cepat memproduksi lebih banyak membuat perusahaan-perusahaan pemilik modal menangguk keuntungan enam kali lipat. 

Di sisi lain, kehadiran mesin-mesin menciptakan masalah sosial karena banyak orang kehilangan pekerjaan. Salahsatunya menimpa para pekerja pabrik di Rochdale, Inggris. Untuk mengatasi kemiskinan dan kelaparan yang bakal menimpa mereka, para mantan pekerja pabrik ini mendirikan organisasi yang kini dikenal sebagai Koperasi.

Revolusi 2.0 ditandai dengan berkembangnya energi listrik juga motor penggerak. PAda jaman inilah manufaktur dan produksi massal terjadi. Salahsatu pencapaian tertinggi adalah telepon, mobil dan pesawat terbang.

Pada Revolusi 3.0 perubahan terjadi karena industri memasuki basis elektronika, teknologi informasi serta otomatisasi. Pada akhir ini era inilah internet lahir dan dunia digital mulai merasuki berbagai relung kehidupan manusia. Kehadiran internet, seperti Anda tahu, segera menciptakan perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia dari mulai sistem ekonomi hingga pola hubungan sosial antarindividu. Lalu apakah yang dimaksud dengan Industri 4.0?

Revolusi 4.0 adalah masa ketika industri terutama teknologi manufaktur telah masuk pada sistem otomatisasi, munculnya cyber fisik salahsatunya robot, komputasi awan dan komputasi kognitif (teknologi kecerdasan buatan). Ini adalah jaman ketika segala sesuatu telah menjadi Internet of Thing (IoT).

Munculnya tren bahwa segala sesuatu bekerja dengan berbasis internet, meunculnya mesin yang bisa bekerja sendiri, munculnya komputer yang memiliki kecerdasan buatan dan sebagainya inilah yang menciptakan berbagai perubahan sosial dalam kehidupan manusia. Ini sedang berlangsung sekarang.

Jadi, mau tak mau, siapapun harus mulai mempelajari dan mengikuti arus ini. Soalnya Industri 4.0 telah melahirkan berbagai perubahan besar pada gaya hidup manusia itu sendiri. Sekarang ini bisnis besar bisa dibangun berbasis teknologi komunikasi tingkat tinggi seperti Go-Jek, Grab dan sebagainya.

Masalahnya adalah pergeseran pola menjadi Internet of Thing ini akan menciptakan dampak sosial yang luar biasa jika kita tidak mengantisipasinya. Soalnya, tenaga manusia telah digantikan mesin, contohnya mobil otonom yang tidak butuh sopir lagi. Maka bisa jadi bakal ada ada ledakan pengangguran besar-besaran jika kita tidak beradaptasi dengan situasi ini.  

Bagaimana dengan desa-desa di seluruh nusantara yang sebagian besar masih lemah dalam penguasaan teknologi dan pengetahuan?

Maka, para pemuda dan warga desa harus banyak mengasupi dirinya dengan berbagai pengetahuan mengenai perkembangan dunia. Juga mengikuti berbagai kegiatan yang mendukung bertambahnya pengetahuan. Salahsatunya dengan mengikuti diskusi, pelatihan, workshop dan berbagai even yang bertujuan mendorong kemajuan ekonomi desa. Bumdes.id adalah salahsatu lembaga yang fokus pada wacana ekonomi desa yang terus enerus melakukan adaptadi terhadap perkembangan situasi dunia industri.

Maka, Bumdes.id bakal terus memberikan social education melalui berbagai media, diskusi kelompok dan menggelar berbagai pelatihan, workshop dan sebagainya untuk membantu warga desa memenangi persaingan yang makin ketat ini. Bumdes.id ingin, warga desa lah yang menguasai desanya dan bukan orang dari luar desa.(aryadji/bumdes.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KUBET