Pernahkah Anda membayangkan ada lahan kosong bekas lahan gambut yang terbengkalai seluas ratusan hektar kemudian disulap menjadi tambang uang? Nah, cerita ini nyata adanya. Adalah Desa Kuala Alam di Bengkalis Provinsi Riau yang menjadi Pemenang Desa BRILian 2020. Kuala Alam berhasil menyulap ratusan hektar tanah-tanah kosong tidak bermanfaat menjadi perkebunan nanas yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Proses perjuangan ini sangat tidak mudah, Desa Kuala Alam memiliki ratusan hektar tanah-tanah tidak terurus yang kontur tanahnya sendiri adalah tanah gambut, sehingga tidak banyak dilirik orang untuk dikembangkan. Masalah utama terhadap tanah-tanah tidak terurus ini adalah persoalan kebakaran lahan. Apabila musim kemarau datang maka tanah-tanah lahan gambut ini terbakar dan menyebabkan kebakaran massal seluas 400 hektar. Kebakaran lahan ini menjadi penyumbang polusi udara terbesar di Riau pada musim kemarau.
Masyarakat Desa Kuala Alam kemudian berdiskusi untuk mencari solusi dengan melakukan pembentukan BUMDes pertama pada tahun 2015. Butuh empat tahun kemudian bagi BUMDes untuk bisa bergerak dan aktif mencari solusi untuk memetakan kebakaran lahan dan menghidupkan lahan tidur. Menurut Zulkifli, salah satu pengurus BUMDes, waktu empat tahun lamanya digunakan untuk mendatangkan ahli-ahli dari perguruan tinggi, tenaga ahli yang berpengalaman dengan lahan gambut hingga diskusi dengan berbagai pihak akhirnya disepakati untuk mengubah lahan gambut seluas 400 hektar tersebut menjadi perkebunan nanas.
“Pada waktu itu kami memilih perkebunan nanas karena nanas termasuk tanaman yang menjadi komoditi utama di Kuala Alam, serta memiliki karakter yang kuat dengan lahan gambut dan memiliki resiko yang relatif kecil untuk gagal,” tambah Zulkifli. Pemilihan ini tidak sia-sia dengan berbagai pendampingan dari BRI dan Bumdes.id melalui Program Desa BRILian 2020 maka BUMDes Kuala Alam berhasil meningkatkan diri dengan membangun berbagai unit usaha berbasis perkebunan Nanas.
Jika dirinci BUMDes Kuala Alam beroperasi dengan empat unit usaha yang mengurusi bidang perkebunan, pengolahan, perdagangan (pemasaran) dan lembaga simpan pinjam dimana keseluruhan unit usaha ini bertumpu pada perkebunan Nanas. Unit-unit usaha ini melahirkan produk-produk komodiri baru berbasis nanas seperti keripik, selai nanas hingga kerajinan tangan. Menariknya unit-unit usaha ini berhasil menyerap tenaga kerja 200 orang dan melahirkan 25 ukm baru sebagai pemasar produk-produk komoditi.
Selain itu di bagian simpan pinjam dan keuangan, terdapat transaksi simpan pinjam untuk usaha sebanyak 80 orang dan nasabah perbankan naik menjadi 130 rekening. Menurut Zukifli, literasi dan inklusi keuangan ini berjalan baik karena rata-rata masyarakat Kuala Alam telah memiliki smartphone sehingga sangat terbantu untuk melakukan digitalisasi keuangan dengan cepat. “kami bersyukur sekarang Kuala Alam terkenal dengan komoditi Nanas sampai ke Jakarta, Jogja dan daerah lain dating ke Kuala Alam untuk menimba ilmu dan membeli komoditi kami”, tambah Zulkifli.
Sumber berita: Kuala Alam, Desa BRILian yang Ciptakan Komoditas Baru Demi Cegah Kebakaran Lahan – Bisnis Liputan6.com