Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha berbasis desa yang dibentuk oleh pemerintahan desa bersama masyarakat dan dalam pemantauan atau pengawasan Badan Permusyawaratan Desa(BPD).
Kehadiran BUMDes tentunya memiliki berbagai macam potensi yang ada di setiap unit usahanya, untuk mengembangkan setiap unit usahanya diperlukan adanya pemetaan pendampingan usaha BUMDes agar usaha yang akan dilaksanakan bisa terencana dengan baik
Langkah awal dalam mendirikan BUMDes adalah melakukan pemetaan potensi apa saja yang ada di Desa.
Oleh karena itu, pemetaan potensi desa dan juga pemetaan usaha desa tentunya menjadi hal yang penting dalam membangun usaha yang ada di desa.
Pemetaan potensi usaha desa sebenarnya bukan hal yang sulit karena setiap desa pasti memiliki potensi baik itu berupa kekayaan alam dan budaya, maupun potensi yang muncul dari masalah yang dihadapi desa.
Misalnya, Desa yang berada di dekat perkotaan dan tidak memiliki lahan pertanian dan bentang alam menarik tidak berarti sebuah desa tidak memiliki potensi. Lahan yang terbatas justru bisa menjadi potensi, dimana akan banyak usaha-usaha di perkotaan yang akan membutuhkan lahan sebagai gudang penyimpanan.
Potensi pemetaan peluang usaha merupakan sebuah analisa yang komprehensif yang digunakan untuk menemukan peluang dari suatu bisnis. Analisa ini sangat diperlukan untuk mengetahui dengan tepat seberapa besar potensi bisnis akan berkembang dan seberapa suatu bisnis akan bertahan, (Ismail dan A. Ifayani, 2016).
Karena itu sangat penting untuk memahami dan mengetahui cara untuk menentukan potensi pemetaan peluang bisnis sebelum menyusun rancang bisnis menggunakan model BMC (Business Model Canvas).
Business Model Canvas atau BMC memiliki model bisnis yang terstruktur dan jelas sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengurus Bumdes dalam menentukan konsep bisnisnya.
BMC ini berbeda dengan perencanaan bisnis, dimana perencanaan bisnis cenderung merumuskan urutan bisnis, seperti deskripsi, jenis konsumen, persaingan, dan fasilitas untuk mendukung bisnis
Sebelum membuat rancangan bisnis dengan teknik BMC, perlu dipahami bahwa membangun sebuah bisnis memerlukan proses dan memerlukan usaha dan perjuangan.
Karena itu sangat penting memiliki sebuah business model agar dapat dipetakan dan tergambarkan secara sistematis dalam semua aspek, sehingga diperlukan dalam membuat keputusan pengembangan manajemen stratejik bisnis.
Untuk itu desain awal dalam bisnis model adalah mengetahui siapa target customernya, bagaimana cara mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan beberapa aspek penting dalam rancangan bisnis yang keseluruhannya terangkum dalam sebuah bisnis model yang akan menggambarkan bisnis secara lengkap dan komprehensif, konsep inilah yang dikenal dengan Business Model Canvas.
Penyusunan Business Model Canvas
Penyusunan model BMC dimulai dari:
1) customer segmen atau segmen pelanggan;
2) value proposition atau proposisi nilai;
3) channel atau saluran;
4) customer relationship atau hubungan pelanggan;
5) revenue streams atau arus pendapatan;
6) key resources atau sumber daya utama;
7) key activities atau aktivitas kunci;
8) key partnership atau mitra utama;
9) cost structure atau struktur biaya;
Tahapan Pemetaan Usaha Bumdes
Adapun untuk melakukan pemetaan usaha BUMDes dan menganalisa potensi bisnis berdasarkan beberapa langkah, yaitu:
1) Mendata potensi yang tersedia dan menentukan objek-objek yang bisa dikembangkan, ini berdasarkan potensi fisik dan non fisik
2) Mengumpulkan data yang dapat dijadikan bahan dalam memetakan potensi desa dan masalah serta fasilitas yang dapat diimplementasikan
3) Merumuskan design berdasarkan pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan desa mandiri berdasarkan kondisi riil
4) Mengimplementasikan design dan rencana strategis.
5) Pemberian pendampingan penyusunan BMC berdasarkan potensi bisnis
Demikian Pemetaan Pendampingan Usaha BUMDes melalui Business Model Canvas. Mau tahu lebih lanjut cara pemetaan potensi dan masalah menjadi usaha BUMDes?
Ikuti pelatihan dan pendampingannya, hubungi nomor 0851-2938-3912 (tim BUMDes)