Bumdes.id – Berkembangnya desa sebagai unit pemerintahan otonom di Indonesia menuntut adanya upaya optimalisasi potensi yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Salah satu langkah strategis dalam menggali potensi tersebut adalah dengan menggunakan metode pemetaan bentang BUMDes. Pemetaan ini bertujuan untuk merinci dan menggambarkan secara jelas potensi yang dimiliki oleh BUMDes, sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat untuk pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.
Pemetaan bentang adalah teknik untuk memvisualisasikan dan menganalisis data spasial dengan menggunakan peta. Dalam konteks BUMDes, pemetaan bentang digunakan untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengelompokkan potensi desa dalam bentuk peta sehingga memudahkan pemahaman dan perencanaan pengembangan desa secara lebih terukur. Metode pemetaan bentang BUMDes melibatkan langkah-langkah sistematis dalam mengidentifikasi potensi dan aset yang ada di suatu wilayah desa. Hal ini mencakup beragam aspek, seperti sumber daya alam, infrastruktur, keberlanjutan lingkungan, sosial budaya, ekonomi, dan potensi SDM (Sumber Daya Manusia). Dengan memetakan elemen-elemen ini, BUMDes dapat membuat rencana kerja yang lebih terarah dan berkelanjutan. Tahapan Penyusunan Rencana Usaha Metode Pemetaan Bentang meliputi:
- Observasi Lapangan Pemetaan Bentang
Tahapan ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung dengan berkeliling desa untuk mengamati secara langsung potensi dan permasalahan di Desa. Dalam proses ini tim yang bertugas juga sekaligus berinteraksi langsung dengan warga desa untuk menjaring aspirasi maupun pandangan warga terkait dengan potensi dan permasalahan yang ada di Desa. - Pemetaan Bentang Alam, Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Teknologi
Bentang Alam
Bentang alam merupakan segala sesuatu yang tersedia oleh alam dan tampak secara kasat mata. Sebagai contoh, yang termasuk dalam bentang alam adalah ketersediaan air dari sungai, luas lahan pertanian, jumlah ternak, pasar desa, pusat kesehatan, lahan perikanan, gunung, lembah, danau, pantai, laut dan sebagainya.
Bentang Sosial
Bentang sosial adalah nilai-nilai kehidupan dan pola kebiasaan manusia dan kelompoknya yang membentuk karakter dan sifat seseorang dalam suatu wilayah. Sebagai contoh, yang termasuk dalam bentang sosial adalah mata pencaharian penduduk, sekolah, pelabuhan, kewilayahan seperti wilayah industri, universitas dan sebagainya.
Bentang Ekonomi
Bentang ekonomi adalah gambaran mengenai tingkat keuangan dan perekonomian di suatu wilayah. Sebagai contoh, yang termasuk dalam bentang ekonomi adalah pusat pertokoan, sentra kerajinan, UMKM, dan sebagainya.
Bentang Budaya
Bentang Budaya adalah pemetaan potensi terkait nilai-nilai, adat istiadat, dan kebiasaan yang berkaitan dengan budaya di desa. Sebagai contoh, yang termasuk dalam bentang budaya adalah kesenian, sejarah, upacara adat, makanan adat, baju adat dan sebagainya.
Bendatang Teknologi
Bentang teknologi adalah segala hal yang dapat memberikan support/dukungan terhadap aktivitas bisnis yang nantinya kita laksanakan. Secara umum terkait dengan sarana dan prasarana yang ada di desa. Sebagai contoh, yang termasuk dalam bentang teknologi adalah akses internet, akses atau jalan, listrik, penerangan jalan, teknologi tepat guna dan sebagainya.
Setelah melakukan pemetaan, BUMDes dapat membuat strategi pengembangan yang lebih terfokus. Misalnya, jika pemetaan menunjukkan potensi besar dalam sektor pertanian, BUMDes dapat merencanakan program pelatihan bagi petani, pengadaan peralatan modern, atau pengembangan merek produk lokal untuk meningkatkan daya saing. Namun, penting untuk diingat bahwa pemetaan potensi haruslah dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat desa. Dengan demikian, rencana pengembangan BUMDes akan lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan serta potensi yang ada dalam masyarakat desa itu sendiri. (Rizal)