Bumdes.id – Ketika berbicara desa, maka tidak harus terpatok pada pusat-pusat pedesaan yang ada di Jawa atau Sumatera. Melainkan dapat menjelajah jauh ke sudut-sudut timur Indonesia. Hal ini berlaku juga dalam penentuan peserta desa BRILian yang diadakan Bank BRI dengan Bumdes.id.
Salah satu peserta kompetisi Desa BRILian batch 3 tahun 2021 adalah Desa Utaurano yang berlokasi di Kepulauan Sangihe Talaud Provinsi Sulawesi Utara. Jika anda melihat sebuah peta Pulau Sulawesi, maka posisi Kepulauan Sangihe-Talaud berada di sisi atas, terpisah dari pulau besar dengan bentuk gugusan pulau-pulau kecil.
Berangkat dari Ibukota Provinsi Sulawesi Utara di Kota Manado, dibutuhkan waktu 7 jam dengan transportasi kapal laut jika ingin menuju Kepulauan Sangihe-Talaud. Proses ini dapat lebih cepat jika menggunakan transportasi udara menggunakan pesawat Wings Air dengan jenis mesin ATR. Wings Air melayani penerbangan satu kali sehari dengan rute Bandar Udara Sam Ratulangi di Manado pulang-balik ke Bandara Yudha Tindas Naha di Tabukan Utara Kepulauan Sangihe Talaud.
Kini akses transportasi menuju Sangihe Talaud, atau spesifiknya di Kabupaten Tabuka Utara Desa Utaurano dapat dijangkau lebih mudah. Dulu, untuk naik kapal kayu harus menunggu seminggu sekali, sementara kini terdapat jadwal kapal mesin tiga kali sehari. Pada pagi hari terdapat jadwal kapal mesin, dan pada malam hari terdapat dua jadwal kapal besi dengan bobot tonase lebih besar untuk mengangkut peralatan, hasil bumi dan sembako.
Desa Utaurano terpilih menjadi finalis dalam kompetisi Desa BRILian batch 3 Tahun 2021 karena memenuhi empat indikator utama yang ditetapkan. Pertama, karena berhasil menjadi desa tangguh yang menjaga keberlangsungan produk-produk unggulan desa. Desa Utaurano berhasil mengembangkan program ketahanan pangan bagi penduduk desa dengan mengembangkan penanaman tanaman produktif.
Selain itu, poin kedua berupa kepemilikan BUMDes aktif dan menjadi daya motor penggerak pembangunan desa. BUMDes Desa Utaurano juga menjadi pemain penting dalam mendorong terbukanya lapangan pekerjaan. Cara utama yang dilakukan BUMDes adalah menjadi agregator tumbuh kembang UMKM-UMKM desa, sehingga dari sanalah UMKM-UMKM desa dapat menyerap masyarakat untuk menjadi tenaga kerja. Program padat karya BUMDes Utaurano ini sejalan dengan materi-materi dari Founder Bumdes.id, Dr. Rudy Suryanto bahwa BUMDes selayaknya bukan menjadi pesaing bagi UMKM desa. Melainkan dapat menjadi penopang dan/atau bahkan menjadi pendorong lahirnya tumbuh kembang UMKM di desa.
Mesti terpisah dari pulau besar Sulawesi, digitalisasi pedesaan di Utaurano tetap dapat berjalan dengan baik. Literasi keuangan berjalan dengan baik melalui kehadiran BRILink untuk transaksi keuangan, adanya Web Pasar dan Stroberi sebagai mesin kasir bagi unit usaha BUMDes sehingga dapat mengoptimalkan transaksi pembayaran secara efektif dan efisien.
Desa Utaurano menjadi pembuktian bahwa seleksi kompetisi Desa BRILian tidak hanya terpusat pada desa-desa di Jawa dan Sumatera. Akan tetapi juga menyasar desa-desa yang masuk ke dalam daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Sehingga harapannya dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa di sekitarnya terutama di kawasan Indonesia Timur agar cepat bangkit dan pulih dari pandemi Covid-19. (Subandi)