Meravi.id secara resmi meluncurkan gedung baru yang berlokasi di Jl. Ring Road Selatan, Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Acara peresmian ini ditandai dengan prosesi pemotongan pita oleh Direktur Utama Meravi, Bapak Niza Wibyana Tito, M.Kom., M.M., M.Ak., CAAT, didampingi oleh Dr. Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Ak., CA, founder Bumdes.id, Diana Arta, Direktur Eksekutif Meravi.id, Prof. Gunawan Sumodiningrat, dan Bapak Danang Setiadi, S.I.P., M.T, Kepala Biro Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY.
Prosesi Pemotongan Pita dan Tour Gedung
Setelah prosesi pemotongan pita, acara dilanjutkan dengan tour gedung Meravi.id yang dipandu oleh Maulana Rizka Mahendra, konsultan Bumdes.id. Selama tour, Maulana menjelaskan beberapa portofolio Meravi.id yang dipajang di berbagai dinding gedung, memberikan gambaran lengkap mengenai pencapaian dan visi masa depan Meravi.id.
Talkshow Rembug BUMDes 2024
Pada hari yang sama, acara peresmian Gedung Meravi.id juga diikuti dengan talkshow Rembug BUMDes 2024. Talkshow ini menghadirkan narasumber dari berbagai stakeholder, termasuk Bapak Danang Setiadi, S.I.P., M.T sebagai wakil pemerintahan, Bapak Wahyudi Anggoro Hadi sebagai representasi pemerintah desa, Bapak R. Agus Choliq mewakili BUM Desa dan Ketua Forum BUM Desa DIY, Ibu Indah Kusuma Ayu, Stakeholder Relation Manager PT. SGM, dan Bapak Rudy Suryanto, akademisi serta founder Bumdes.id. Talkshow ini mengangkat tema “Peningkatan Ekonomi Desa dengan Kolaborasi dan Inovasi Berkelanjutan.”
Pentingnya Kolaborasi dan Inovasi
Bapak Danang Setiadi dalam talkshow tersebut menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan BUM Desa. Salah satu bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh Biro Bina Bermas adalah bekerjasama dengan Bumdes.id untuk meningkatkan kapasitas pengurus BUM Desa di DIY. Pemprov DIY berharap seluruh BUM Desa di DIY dapat menjadi BUM Desa yang maju. Program pengembangan BUM Desa atau BUM Kalurahan ini juga merupakan perwujudan dari visi gubernur yaitu reformasi kalurahan yang tidak hanya berfokus pada birokrasi, tetapi juga peningkatan ekonomi masyarakatnya, dengan kemajuan BUM Desa/BUM Kal sebagai salah satu tolak ukurnya.
Infrastruktur Ekonomi Desa
Bapak Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Desa Teladan dari Panggungharjo, Sewon, Bantul, menyoroti pentingnya infrastruktur ekonomi di desa. Beliau menyatakan bahwa untuk mendorong transformasi desa, perlu dibangun empat infrastruktur: politik, sosial, ekonomi, dan teknologi. Dalam infrastruktur ekonomi, terdapat dua isu mendasar yang menjadi tantangan yaitu mindset entrepreneurship dan kelembagaan ekonomi desa seperti BUM Desa, koperasi, dan UMKM yang harus berkolaborasi menciptakan ekosistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.
Tantangan BUM Desa
Agus Choliq, Ketua Forkom BUM Kal DIY, menekankan bahwa tugas BUM Desa sangat berat. Di satu sisi, BUM Desa diberi amanah untuk mengembangkan ekonomi desa dan melakukan pemberdayaan. Beliau menggambarkan tantangan terkait dengan SDM yang lebih terbatas dibandingkan sektor swasta. Dalam sektor swasta, mendapatkan tenaga kerja sesuai spesifikasi lebih mudah, sementara dalam BUM Desa, proses ini lebih terbatas.
Keberhasilan Program Pemberdayaan
Ibu Indah Kusuma Ayu, dari PT. Sarihusada Generasi Mahardika (SGM), memberikan pandangan bahwa keberhasilan program mereka didukung oleh roadmap jangka panjang yang mengintegrasikan visi perusahaan dengan kebutuhan masyarakat. Poin penting dalam pengembangan pemberdayaan adalah mindset atau motivasi dari masyarakat dan pemerintah desa sendiri.
Kemandirian Desa
Dr. Rudy Suryanto, akademisi dan founder Bumdes.id, menyampaikan bahwa semangat untuk kemandirian desa bisa dimulai dari diri sendiri dengan mengembalikan esensi warga desa sebagai produsen. Ia menekankan pentingnya desa untuk mampu mencukupi kebutuhannya sendiri, karena saat ini 70% barang yang dikonsumsi desa berasal dari luar desa. Untuk mencapai kemandirian, desa perlu mengembalikan praktik menanam dan mengonsumsi produk sendiri.
Penutupan Acara
Acara Rembug Desa ini juga dihadiri oleh para direktur BUM Desa, pengelola wisata desa, lurah atau kepala desa, Dinas PMK Kabupaten Bantul, Dinas PMK Kabupaten Sleman, dan Dinas Koperasi dan UKM Sleman.
Acara ditutup dengan closing statement dari Dr. Rudy Suryanto yang menyampaikan bahwa perubahan desa harus dimulai dari warga desa itu sendiri. Para akademisi, konsultan, perusahaan, dan Dana Desa hanyalah stimulan. Kita harus optimis bahwa BUM Desa bisa mandiri dan memiliki peran strategis dengan menjalankan prinsip “BISA” yaitu Berani, Inovatif, Sistematis, dan Adaptif.