Jika Program Satu Kabupaten Satu Sekolah BUMDes (SKSSB) sudah berjalan di kabuaten-kabupaten, maka pengembangan BUMDes di berbagai wilayah Indonesia tak bakal sulit lagi. Soalnya, desa-desa di berbagai belahan nusantara bisa mendapatkan beragam jurus penting mengembangkan BUMDes-nya melalui Sekolah BUMDes yang ada di wilayahnya masing-masing.
Program SKSSB adalah salahsatu program yang dilahirkan Bumdes.id untuk mempercepat pengembangan BUMDes di berbagai daerah di Indonesia. Lembaga yang berkantor pusat di Yogyakarta ini telah merancang-bangun berbagai kebutuhan materi untuk mendukung pendirian dan berjalannya kegiatan di Sekolah BUMDes pada masing-masing kabupaten di Indonesia. “ Kami telah menyiapkan kurikulum, tenaga pemateri berkualitas dan sistem pelatihan dan program pendidikan BUMDes bersertifikat yang kami akan gunakan sebagai meteri bagi SKSSB,” ujar Co Founder Bumdes.id, Rudy Suryanto yang juga Sekretaris Jenderal Forum Bumdes Indonesia.
Rudi menjelaskan, SKSSB atau Sekolah BUMDes adalah sebuah tempat yang akan menjadi pusat kegiatan BUMDes mulai dari tempat menggelar berbagai pelatihan, workshop, rapat konsolidasi dan pusat wacana BUMDes di setiap daerah. Apa syarat-syarat membangun Sekolah BUMDes ini?
Sebenarnya tidak ada syarat khusus, yang utama adalah tempat itu memiliki kelengkapan sebagai tempat pusat berbagai kegiatan para pegiat desa seperti temat pertemuan dan memiliki fasilitas yang menunjang kenyamanan para pegiat yang aktif di sana. Maka tempat itu sebaiknya sekaligus Kafe Tradisional yang dikelola juga dikelola BUMDes atau bekerjasama dengan BUMDes.
Hal yang paling penting dari Sekolah BUMDes adalah bahwa tempat itu mendapatkan dukungan dari komunitas BUMDes untuk menggelar berbagai kegiatan BUMDes dan pengembangan ekonomi desa. Satu lagi, memiliki kemampuan mengakses hubungan pada pemerintah daerah.
Sebenarnya pula, tak harus satu Sekolah BUMDes saja pada setiap kabupaten. Yang terpenting adalah tempat itu mampu menjadi sebuah pusat wacana dan kegiatan BUMDes dan nyaman bagi desa-desa untuk beraktivitas di sana. Soalnya, sangat mungkin dalam satu wilayah memiliki beberapa titik pusat kegiatan desa.
SKSSB diciptakan karena selama ini banyak desa yang belum memiliki akses untuk mendapatkan berbagai materi mengenai pengembangan BUMDes. Misalnya, akses informasi mengenai tata cara dan proses membangun suatu jenis usaha padahal cara yang paling mudah menyerap pengetahuan mengenai hal-hal seperti itu selain pelatihan adalah dengan tukar pendapat atau mendengar langsung bagaimana sebuah desa berhasil membangun usaha BUMDes-nya.
Salahsatu cara yang ditempuh desa-desa di berbagai belahan nusantara adalah dengan melakukan kunjungan ke desa-desa yang BUMDes-nya berhasil membangun usaha. Hanya saja, BUMDes-BUMDes yang cukup berhasil belum semuanya ada pada berbagai titik. Alhasil, banyak desa yang harus mengutus pengurusnya ke tempat yang jauh demi mendapat pengetahuan penting.
Maka jika SKSSB sudah berdiri bakal jauh lebih mudah bin murah bagi desa mendapatkan berbagai informasi penting untuk memajukan BUMDes-nya. Tak perlu lagi merogoh kocek dalam-dalam dan bisa menggelar diskusi berkali-kali, sepanjang waktu.
Tapi efek yang paling hebat jika sebuah wilayah memiliki Sekolah BUMDes adalah, desa-desa itu bisa membangun kerjasama saling menguntungkan satu sama lain. Ini bakal jauh lebih mudah karena desa-desa akan mudah saling bertemu dan bertukar-pikiran, bertukar informasi otensi dan kebutuhan lalu merumuskan berbagai langkah menuju satu tujuan: kesejahteraan. Jadi, tunggu apa lagi?
Mau informasi lebih jauh mengenai Sekolah BUMDes, Klik Newsletter BUMDES UPDATE Edisi Juni. Semua kelengkapan informasi ada di newsletter ini.(adji/bumdes.id)