Bagaimana Cara Mengecek Kesehatan Keuangan BUMDes?

Sahabat Bumdes.id, dalam beberapa kurun waktu terakhir, semakin banyak BUMDes di Indonesia yang sudah mandiri dan telah memiliki unit usaha (bisnis). Sudah tentu perkembangan tersebut memaksa para pengurus BUMDes untuk lebih memperhatikan kondisi keuangan mereka, sehingga antara pendapatan atau pemasukan dan biaya pengeluaran BUMDes dapat terkontrol dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pengurus BUMDes untuk mengecek kesehatan keuangannya secara rutin. Bagaimana caranya?

Untuk mengecek kondisi keuangan BUMDes, terdapat beberapa tips untuk mengetahui ciri-ciri keuangannya sehat atau tidak, seperti apa? Berikut penjelasannya!

1. Tingkat Pengeluaran Tidak Melebihi Pemasukan

Dalam dunia usaha, kesehatan usaha sangatlah penting, sehingga dalam prosesnya, usaha tersebut memerlukan pemasukan setiap harinya. Masalahnya, jika usaha BUMDes mengalami pemasukan tinggi, kemungkinan besar pengeluaran akan ikut meningkat. Exactly, disinilah para pengurus BUMDes harus mengatur strategi agar peningkatan pengeluaran tersebut sejalan dengan peningkatan keuntungan. Jadi, apabila keuntungan usaha BUMDes meningkat sebanyak 10% selama periode waktu tertentu, pastikan pengeluaran usahanya juga tidak lebih dari 10% selama periode waktu yang sama.

2. Mempunyai Dana Cadangan

Saat ini, para pengurus BUMDes mungkin cukup percaya diri dengan masa depan usahanya. Biasanya, hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah pelanggan, keuntungan meningkat, hingga mendapat investor baru. Namun, tidak ada yang benar-benar tahu kondisi usaha BUMDes di masa depan, bukan? Oleh sebab itu, usaha BUMDes baru bisa dikatakan sehat apabila memiliki dana cadangan. Dana cadangan akan membantu usaha BUMDes untuk tetap beroperasi jika terjadi hal-hal di luar rencana.

3. Pertumbuhan Positif Saldo Uang Tunai Anda

Ketika BUMDes mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan, ke mana uang tersebut seharusnya dialokasikan? Mayoritas pengusaha biasanya akan langsung menginvestasikannya kembali ke usaha mereka agar terus berkembang. Hal tersebut wajar dilakukan. Namun, ingatlah bahwa hal tersebut bisa membuat saldo uang tunai berkurang meskipun aset berlimpah. Jika BUMDes terus menginvestasikan kembali keuntungan tersebut pada usaha, jumlah saldo uang tunai akan berkurang.

4. Tingkat Rasio Utang Cenderung Rendah

Ada dua jenis rasio utang yang perlu diperhatikan, yaitu rasio utang dengan aset (debt-to-assets ratio) dan rasio utang dengan ekuitas (debt-to-equity ratio). Debt-to-assets ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai dengan total uang. Sedangkan, debt-to-equity ratio adalah rasio yang digunakan para analisis dan investor untuk melihat seberapa besar utang perusahaan jika dibandingkan ekuitas perusahaan atau para pemegang saham. Idealnya, usaha yang sehat memiliki tingkat rasio utang rendah. Namun, khusus debt-to-asset, harus terjaga agar rasio utang dan aset berada pada kondisi maksimal 1:2.

Semoga tips mengecek kesehatan keuangan BUMDes dari kami dapat memberikan manfaat bagi para pejuang BUMDes di seluruh Indonesia. Salam BUMDes! (surya/bumdes.id)

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KUBET