Direktur Bumdes Pandansari, Wukirsari, Yogyakarta yaitu Agus Kristianta mengatakan bahwa awal mula terbentuknya Wana Jonggol karena ide untuk membentuk wahana bermain yang lebih layak bagi masyarakat setempat.
Lebih lanju “Dulunya, ini adalah hamparan tanah yang kurang produktif sebagai ajang menggembala sapi dan angon bebek. Atau kalau anak-anak, ya untuk wahana bertemu antar kampung daerah sini”, ungkap Agus saat diwawancarai pihak Bumdes.id.
Lambat laun, pengelolaan tanah kurang produktif tersebut berkembang menjadi taman bermain yang memiliki potensi pariwisata sebagai opsi liburan keluarga ke Yogyakarta.
Perkembangan Wana Jonggol ini awalnya hanya dikunjungi masyarakat sekitar daerah Wukirsari saja. Lama kelamaan, melihat medan Wana Jonggol yang asik untuk berpetualangan, maka beberapa pihak berinisiasi untuk menggunakan Wana Jonggol sebagai wahana outbound, perkemahan anak sekolah, dan makrab. Awal mula dicetuskan adanya ketiga kegiatan tersebut di Wana Jonggol adalah pada tahun 2014 yang dari tahun pertahun masih selalu ada. Namun begitu, ungkap Pak Agus, pengelolaan untuk kegiatan-kegiatan rutin itu kurang maksimal.
Hingga pada akhirnya, muncul inovasi dan ide untuk mengembangkan pengelolaan lahan di Wana Jonggol untuk membangun glamping dan river camp. Tentunya, pada era ini, banyak masyarakat yang memiliki daya tarik pada glamping dan river camp. Pengadaan kedua hal tersebut di Wana Jonggol tentunya sudah tempat waktu untuk menarik pasar.
Kemudian, bagaimana dengan target pasar Wana Jonggol ini?
Wana Jonggol memiliki target pasar yaitu wisatawan dari daerah kota atau luar kota yang hidup bersanding dengan gedung-gedung tinggi setiap harinya. Untuk sekedar melepas penat dari kehidupannya, masyarakat kota tentunya merasa melakukan hal baru dengan adanya fasilitas yang ditawarkan Wana Jonggol.
Banyak pengunjung dari luar pulau yang datang ke Wana Jonggol demi menikmati keindahan alamnya yang mungkin tidak bisa ditemukan oleh mereka sehari-hari. Menurut penuturan Pak Agus, pengunjung paling jauh dating dari Bali hingga Aceh.
Fasilitas yang ditawarkan oleh Wana Jonggol tentunya sangat menarik bagi wisatawan. Dengan banyaknya glamping yang disediakan pun penuh dengan fasilitas yang memadai, seperti kasur dan selimut dan kamar mandi dengan air panas dan air dingin.
Selain itu, disediakan juga paket yang bisa membantu untuk para pengunjung yang datang tanpa persiapan apapun.
Paket yang disediakan adalah paket glamping dengan mematok harga Rp 150.000/orang dengan fasilitas tambahan sarapan. Jika anda ingin menambah paket BBQ bisa dipesan seharga Rp 120.000/4 orang dan bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan, seperti ingin BBQ dengan bahan daging, ikan, atau pun jagung.
Selain adanya fasilitas glamping, Wana Jonggol juga menyediakan lahan untuk disewakan pada pengunjung yang membawa campervan sendiri untuk bermalam. Tetapi jangan khawatir, di Wana Jonggol juga disediakan campervan untuk bias disewakan.
Untuk harga sewa lahan bagi pengunjung yang ingin bermalam dengan menggunakan campervan sendiri, dipatok harga Rp 30.000/mobil dengan tambahan Rp.10.000/orangnya. Jadi, jika satu mobil berisi 4 orang, akan dikenai biaya Rp 30.000 ditambah Rp 40.000.
Dengan harga yang relatif terjangkau, tentunya berbagai pengunjung dari seluruh daerah di Indonesia akan menjadikan Wana Jonggol sebagai opsi jika ingin berlibur ke Yogyakarta. Daripada menyewa kamar hotel dengan suasana yang monoton, lebih baik menyewa tempat di Wana Jonggol dengan suasana yang berbeda dan lebih alami.
Perkembangan Wana Jonggol yang sudah terbilang signifikan ini, tentunya pihak Bumdes Pandansari memiliki harapan untuk Wana Jonggol agar bisa menjadi salah satu faktor peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, kedepannya akan dibuka resto dengan menawarkan produk dari masyarakat lokal.
Jika anda ingin berkunjung dan melakukan reservasi, bias langsung mengunjungi Instagram Wana Jonggol dengan user @wanajonggol.