Bumdes.id – Sebagai bagian dari rangkaian pembekalan BUMDes se-Kabupaten Sumedang yang menjadi binaan PT. Pegadaian, Bumdes.id melanjutkan pembekalan dengan materi-materi yang lebih mendalam pada 6 November 2023.
Pemberian materi ini disesuaikan dengan program agen pegadaian BUMDes yang diinisiasi PT. Pegadaian (Persero) untuk memperluas akses jasa dan layanan pegadaian di pedesaan. Dengan demikian, salah satu modal utama yang perlu diperdalam adalah kecakapan pengurus BUMDes dalam mengelola organisasi dan keuangan. Serta kemampuan dalam mensinergikan BUMDes dengan lembaga lain dan mengembangkan usaha agar mendapatkan keuntungan.
Pada 12 sampai 13 Oktober 2023, Bumdes.id telah memberikan materi dasar mengenai penguatan ekonomi BUMDes serta penyusunan laporan keuangan BUMDes sesuai dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya pada 6 November 2023, Bumdes.id menghadirkan narasumber di sektor penguatan sinergi kelembagaan dan juga pengembangan usaha dari direktur BUMDes yang telah sukses didampingi Bumdes.id.
Pada sesi pertama, Khatami Angga Kusumah, S.E, Senior Konsultan Bumdes.id memberikan materi pendalaman mengenai optimalisasi potensi desa hingga menjadi produk-produk unggulan. Disusul dengan materi kolaborasi multipihak yang dapat dilakukan BUMDes, materi diberikan Diana Arta, S.E., Direktur Eksekutif Bumdes.id.
Diana Arta menyampaikan bahwa posisi BUMDes bukan semata-mata lembaga ekonomi yang hanya berfokus pada jual beli. Akan tetapi juga memiliki filosofi, tujuan dan juga tanggungjawab sosial kepada masyarakat desa. Oleh karena itu kolaborasi multipihak mesti menjadi hal yang harus dilakukan oleh BUMDes.
BUMDes selain menjadi lembaga ekonomi, juga menjadi agregator produk desa, jembatan digital dari perusahaan industri dengan masyarakat desa serta menjadi badan usaha sosial yang memastikan layanan-layanan sosial dapat terpenuhi dengan murah.
Lembaga mana saja yang dapat dikolaborasikan oleh BUMDes? Diana Arta memberikan beberapa lembaga strategis yang dapat menjadi mitra BUMDes. Lembaga tersebut biasanya disingkat dengan sebutan ABCGFM atau Academician, Business, Community, Government, Financial institution dan Media. Atau dalam bahasa Indonesia adalah akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, lembaga keuangan dan media.
Proses kerjasama dan kolaborasi ini dapat diperluas dengan melakukan identiifkasi dan atau potensi-potensi yang dapat dikolaborasikan. Beberapa strategi yang dicontohkan Diana Arta dapat ditiru oleh pengurus BUMDes adalah melakukan rincian pada strategi untuk membuka kerjasama dengan multipihak.
Misalnya dengan pemerintah desa, BUMDes memiliki target untuk memperbesar penyertaan modal dari APBDes. Kemudian, BUMDes dapat menyusun pendekatan dengan industri untuk mengakses dana-dana sosial dalam bentuk CSR. Beberapa contoh BUMDes yang berhasil mengakses dan CSR adalah BUMDes Jati Binangun yang memperoleh dana dari PT. Angkasa Pura, PT. Wisata Candi Prambanan dan Borobudur serta Bulog Kanwil Yogyakarta.
Pada kolaborasi dan kerjasama jangka panjang, misalnya BUMDes Kemudo Makmur yang pernah mendapat dampingan dari Bumdes.id karena memperoleh dana CRS dari PT. Sarihusada Danone dapat mandiri dan berkembang menjadi BUMDes besar dengan omset miliaran.