Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyampaikan pentingnya desa bersiap dalam menghadapi perubahan iklim pada tingkat nasional hingga global.
Gus Menteri menyampaikan bahwa tantangan desa setelah pandemi adalah krisis iklim yang berimplikasi kepada produksi pangan dan ketahanan pangan.
Jika desa berhasil survive dari pandemi Covid-19, maka desa selanjutnya juga harus mempersiapkan diri untuk survive dari perubahan iklim.
Tanda-tanda ini telah tersampaikan Gus Menteri bahwa perubahan iklim sudah mulai dan terlihat dari hujan ekstrem.
Perubahan arus udara menjadi panas dan prediksi-prediksi lain soal cemaran karbon, cemaran udara dan air hingga terganggunya pasokan bahan pangan.
Kembali kepada pembahasan pandemi covid-19, desa berhasil survive dengan mengandalkan produksi dari internal desa.
Produksi yang dimaksud adalah produksi pangan, hasil usaha-usaha pertanian dan usaha komoditas untuk mempertahankan perputaran ekonomi sirkuler.
Dari data yang direkap Kemendes PDTT disebutkan bahwa sistem ini mampu membuat desa dapat bertahan.
Indikatornya adalah pertumbuhan usaha tani dapat tetap terus positif. Kemudian fakta menariknya adalah bahwa dengan adanya pandemi yang melarang orang bepergian justru mengurangi angka cemaran lingkungan di pedesaan.
Angka cemaran pada air tanah dan udara di pedesaan menurun tajam sejak awal pandemi dan terus menurun sampai akhir pandemi.
Bahkan dengan kondisi krisis desa mampu menurunkan cemaran dan juga menurunkan angka kemiskinan (yang justru naik di kawasan perkotaan).
Faktor lainnya yang cukup penting adalah intervensi pemerintah pada desa-desa sehingga mampu mengerem laju kemiskinan, laju cemaran dan strategi pemulihan paska pandemi.
Pengalaman ini dapat menjadi pedoman bagi pengurus BUMDes dan desa untuk mempersiapkan krisis yang sama yaitu krisis pangan dan perubahan iklim di tahun-tahun mendatang.
Banyak analisis telah memperingatkan akan hadirnya krisis iklim dan pangan karena faktor perubahan cuaca, tensi politik di negara Eropa hingga persaingan dagang negara-negara maju.
Gus Menteri menyampaikan bahwa desa, perangkat desa dan pengurus BUMDes perlu memperhatikan kembali strategi SDGs Desa.
Strategi ini dapat mempersiapkan desa untuk bersiap-siap menghadapi krisis iklim.
Krisis iklim menyebabkan adanya perubahan ekologis, sehingga desa-desa juga perlu memperhatikan penataan ekologi di kawasan sekitar.
Namun penataan ekologis ini dapat terjemahkan dari penguatan SDGs Desa.
Apa saja program-program SDGs desa yang dapat dilakukan desa yaitu menguatkan penataan ekologi berupa mitigasi bencana, penguatan infrastruktur pangan dan penguatan peduli lingkungan.