BUMDES.ID – Pergerakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terus meraksasa. Baru-baru ini seratusan akademisi dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia mengikuti Rembug Akademisi BUMDes dan merapatkan diri membentuk Forum Akademisi BUMDes untuk mendorong pengembangan ekonomi desa di Lantai 6 Tower Pertamina Universitas Gadjah Mada (UGM), (2/2) lalu.
Pada acara yang digelar kerjasama antara BUMDes.id (Syncore Indonesia) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini, sebanyak 14 PT menandatangani kesepakatan kerjasama dengan BUMDes.id untuk mengembangkan BUMDes dengan berbagai program lanjutannya kemudian.
Bagi Perguruan Tinggi, kerjasama dengan BUMDes.id akan berimplementasi pada lahirnya berbagai jurnal mengenai pengembangan ekonomi pedesaan, menjadi materi bagi program pengabdian masyarakat dan dirancang pula untuk menjadi acuan bagi Program Kuliah Kerja Nyata yang dijalankan para mahasiswa pada masing-masin perguruan tinggi ini.
Peran strategis kampus dengan para akademisinya tentu saja bakal menjadi amunisi yang sangat strategis bagi desa-desa di seluruh Indonesia sehingga bisa menemukan rumusan proses yang lebih cepat menuju desa sejahtera. Di sisi lain, wacana ekonomi desa khususnya BUMDes juga bakal mendorong para akademisi mengkaji lebih jauh berbagai potensi ekonomi desa yang hingga hari ini masih butuh banyak dukungan.
Sepanjang acara yang dikemas dengan suasana dinamis ini, para akademisi yang datang dari berbagai belahan nusantara terlihat sangat antusias. Terbukti dari semangat para peserta ketika mengikuti kunjungan lapangan di Desa Percontohan Nasional Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Digelar pada pagi hari seluruh peserta mengikuti sesi kunjungan ini dengan sangat fokus. Di Desa Terbaik Nasional 2014 ini mereka melihat langsung bagaimana sampah diolah sehingga bisa menciptakan dua manfaat sekaligus yakni menciptakan lingkungan desa yang bersih dari sampah sekaligus menjadi unit usaha yang mampu menciptakan profit dan membuka lapangan kerja bagi warga.
Antusiasme juga terlihat ketika pada acara makan siang. Makan siang digelar di Kampoeng Mataraman, rumah makan dengan suasana desa khas Yogyakarta termasuk menu, sistem pelayanan bahkan seragam para pramusajinya. Kampoeng Mataraman adalah salahsatu unit usaha yang dikelola BUMDes Panggung Lestari, nama BUMDes Panggungharjo yang tahun 2018 lalu membukukan pendapatan di atas Rp. 3 miliar.
Acara dilanjutkan dengan menggelar Diskusi Panel di Lantai 6 Tower Pertamina UGM. Dalam diskusi ini hadir tiga tokoh akademisi yakni Dr Ivanovich Augusta, Kepala Pusdatin Kemendes dan Kornas Akademisi BUMDes Forum BUMDes Indonesia, Prof. Gunawan Sumodiningrat, Guru Besar FEB UGM yang selama ini aktif mendorong wacana ekonomi pedesaan dan Prof. Intiyas Utami, akademisi UKSW Salatiga yang juga getol mendorong wacana ekonomi pedesaan.
Dimoderatori Dr Ersa Tri Wahyuni dari Universitas Padjajaran, diskusi berlangsung sangat dinamis. Para peserta sepakat sudah seharusnya kaum akademisi turun ke desa dan berkolaborasi dengan berbagai elemen sosial lainnya mendorong desa menuju sejahtera. Para akademisi juga sepakat bahwa Desa saat ini bukan lagi institusi negara yang ‘tak bergigi’ sebagaimana masa lalu.
Sebaliknya, disahkannya UU Desa No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, turunnya Dana Desa dan berbagai program pemerintah untuk desa menegaskan bahwa bahwa negara saat ini memiliki langkah yang lebih jelas dalam mendorong kesejahteraan desa. Desa mendapatkan posisinya sebagai subyek bagi nasibnya sendiri.
Political will yang cukup menguntungkan ini disambut dengan cepat oleh desa. Ribuan desa dalam beberapa tahun menjelma menjadi jauh lebih sejahtera dengan memanfaatkan aset dan potensi yang dimilikinya. Kewenangan besar desa dalam mengelola potensi dirinya dengan kekuatan internal warga desa sendiri terbukti menciptakan banyak langkah maju bagi desa.
Untuk mempercepat langkah desa membangun itulah para akademisi sepakat untuk segera membentuk Forum Akademisi BUMDes. Forum diskusi sepakat menjadikan Bumdes.id sebagai inisiator acara akan melakukan konsolidasi bagi lahirnya Forum Akademisi BUMDes. “ Akan didahului pembentukan tim khusus untuk menyiapkan lahirnya Forum Akademisi BUMDes itu,” ujar Rudi Surryanto, Founder BUMDes.id yang juga akademisi.
Tim inilah, kata Rudi, yang akan merumuskan apa saja peran yang harus diambil para akademisi untuk memajukan desa. “ Rencananya, forum ini nanti bakal memiliki agenda pertemuan atau diskusi rutin sehingga langkah-langkah pembahasan peran akademisi pada BUMDes menjadi sinergis,” kata Rudi. Sebanyak 16 PT menyatakan diri siap bekerjasama dengan BUMDes.id dengan menandatangani MoU. Puluhan akademisi lainnya menyatakan akan segera mengikuti langkah ini.
Yang unik adalah begitu antusiasnya para peserta diskusi membahas mengenai peran yang akan mereka ambil dalam mendorong desa untuk mengembang sehingga acara yang dijadwalkan berakhir pukul 17.00 WIB itu molor. Selanjutnya,Tim 10 akan merumuskan berbagai langkah bagi berbagai PT di Indonesia mengawal pengembangan kekuatan ekonomi desa secara nasional. Dengan merapatnya barisan akademisi mendukung desa, sudah pasti desa bakal menjadi kekuatan yang jauh lebih besar dari sekarang. Salam Desa! (aryadji/bumdes.id)