Rombongan kami pun menuju ke titik lokasi yang kedua, Goa Jalakan yang dikenal juga dengan sebutan Goa Sholawatan. Lokasinya tidak jauh dari Gunung Pasar tadi, dan masih di daerah Dlingo. Dengan mengendari sepeda motor kita masing-masing, sekitar 300 meter jauhnya, sampailah kita di Goa Sholawatan. Untuk menuju Goa Sholawatan, kita harus berjalan kali lagi untuk mencapai lokasi. Satu persatu rombongan kami menyusuri jalan mengikuti petunjuk langkah kaki dari pemandu yang mengantar kita. Kita harus menuruni ngarai-ngarai yang terjal untuk mencapai lokasi ini, dari kejauhan sudah terdengar backsound rebana yang dimainkan.
Goa ini tidaklah terlalu luas, lebarnya sekitar 20 m. Didalam goa tersebut ada kelompok penabuh rebana dan nyanyian sholawatan dilakukan warga setempat yang hampir semuanya sudah sepuh hampir 60 tahunan. Sudah 21 generasi dengan kurun waktu 300 tahun setiap momen tertentu rebana dimainkan. Pemandu kami mengatakan “mereka bisa menghabiskan 1 buku dalam semalam untuk memaikan tabuhan tersebut”. Wow! Meski sudah “sepuh” tetap energik. Diluar goa, kita disuguhi dengan ketela bakar dan wedang, yang entah apa namanya, rasanya manis hangat dan warnanya merah. Semacam wedang tradisional. Dan entah kenapa, itu begitu nikmat. Setelah puas menikmati ketela bakar, rombongan kami pun menuju titik lokasi yang ketiga.
#JelajahDesaWisata