Gelaran kompetisi Desa BRILian telah memasuki gelombang tiga di tahun 2021, pada gelombang sebelumnya terdapat 40 desa yang menjadi pemenang dan mendapat pendampingan langsung dari Bumdes.id dan juga Bank BRI. 40 desa pemenang ini menyingkirkan ribuan kompetitor desa-desa lainnya dari seluruh Indonesia. Para pemenang tidak hanya terdiri dari desa-desa yang ada di pulau-pulau besar Indonesia seperti Jawa dan Sumatera, melainkan juga ada desa yang berasal dari Indonesia Timur seperti dari Nusa Tenggara Barat. Gelaran kompetisi desa BRILian sendiri dalam setiap pembukaan selalu dipenuhi animo masyarakat yang ingin bergabung dan mendapat pengalaman sebagai bagian dari keluarga desa brilian, sehingga Bumdes.id dan BRI menggelar kompetisi gelombang ketiga yang telah dimulai gongnya sejak awal September 2021.
Salah satu program yang mesti diikuti ribuan peserta desa BRILian sebelum memasuki tahap kompetisi adalah technical meeting atau pembekalan. Pembekalan ini cukup penting agar para peserta memahami program desa brilian secara menyeluruh, persyaratan kompetisi yang mesti dipenuhi hingga proses penilaian dan aspek-aspek penentuan pemenang. Proses tehnical meeting ini sendiri menghadirkan Rudy Suryanto, S.E., M.Acc selaku Founder Bumdes.id dan Arif Satriya dari Divisi Inkubasi Bank BRI.
Rudy Suryanto menjelaskan kepada peserta mengenai aspek-aspek penilaian desa brilian yang diantaranya meliputi peran aktif bumdes, digitalisasi desa hingga keberlanjutan program-program yang ada di desa. Perjalanan kompetisi desa brilian sendiri sangat panjang karena peserta akan melalui proses tehnical meeting, serangkaian webinar, serangkaian penilaian serta kemudian mendapat asesmen lapangan dari konsultan bumdes,id dan juga Bank BRI. Sementara Arif Satriya menekankan kepada peserta bahwa kompetisi desa brilian bukanlah soal menang atau kalah, melainkan para peserta harus memahami bahwa program ini bisa menjadi sarana desa-desa untuk berjejaring, berkumpul, mendapat akses perbankan yang lebih luas dan bahkan digital dari bank BRI. BRI sendiri memiliki aplikasi digital dan laku pandai seperti BRILink dan Stroberi Kasir yang bisa diaplikasikan di desa-desa.
Pada kesempatan tehnical meeting pertama ini, beberapa peserta mendapat kesempatan coaching (diskusi) langsung dengan konsultan-konsultan Bumdes.id seperti Mas Khatami, Mas Fandi dan Mbk Hasan. Seorang peserta Pak Nazrin bertanya mengenai cara memetakan dan cara mengikuti proses seleksi mengingat sedang adanya pandemi. Konsultan-konsultan Bumdes.id kemudian memberikan jawaban bahwa di tengah pandemi ini proses seleksi dan pendampingan akan dilakukan secara online sehingga perwakilan dari desa tidak perlu khawatir, nantinya selain pendampingan online dari bumdes.id dan Bank BRI juga akan melakukan asesmen secara berjenjang dengan menggunakan jaringan-jaringan mantri BRI di lapangan. Selain itu, konsultan-konsultan bumdes.id juga memberi masukan kepada Pak Nazrin agar mulai memetakan potensi unggulan desa terutama potensi unggulan yang bisa ditonjolkan dalam bentuk branding misalnya makanan atau minuman yang dikemas dengan baik.
Tehnical meeting ini juga menyampaikan kepada peserta jika kesulitan mengikuti program seleksi agar menghubungi konsultan Bumdes.id atau Mantri BRI di kanwil wilayah. Panitia juga mengingatkan bahwa proses seleksi kompetisi Desa BRILian GRATIS alias tidak dipungut biaya, selain itu proses pengisian data dan dokumen juga menggunakan data-data umum. Jadi berhati-hatilah jika ada oknum/akun-akun media sosial yang meminta sejumlah uang mengatasnamakan sekretariat Desa BRILian.
Konsultan Bumdes.id Menjawab Pertanyaan Peserta dalam sesi konsultasi tanya-jawab