Langkah Awal Mengembangkan Industri di Desa

Langkah Awal Mengembangkan Industri

Pada training of trainers yang Bumdes.id dengan Politeknik Negeri Bengkalis terdapat pertanyaan dari peserta mengenai integrasi industri dengan desa. 

Pertanyaan dari peserta mengenai potensi pengembangan industri di daerah dekat Politeknik Negeri Bengkalis, mengingat industri di sekitar kampus hanya sedikit. 

Satu sampai dua industri yang bisa di link and match kan dengan pengembangan desa. 

Sebelum masuk pada jawaban cara dan tata kelola pengembangan desa melalui BUMDes. 

Perlu menjadi catatan bahwa BUMDes mempunyai potensi pengembangan melalui jaringan ABCGFM. 

Konsep jaringan ABCGFM ini datang dari Founder Bumdes.id, Dr. Rudy Suryanto, M.Acc., AK., CA mengambil dari pengalaman Bumdes.id mendampingi ribuan desa di Indonesia.

Jaringan ABCGFM adalah academic (akademisi), business (bisnis), community (komunitas), government (pemerintah), financial (lembaga keuangan) dan mass media (media massa). 

Pada konteks ini, dalam training of trainers kepada dosen dan staf Politeknik Negeri Bengkalis dapat mengintegrasikan potensi dari akademisi kepada BUMDes-BUMDes dan juga industri-industri (business) di sekitar kampus.

Founder Bumdes.id, Dr. Rudy Suryanto menyampaikan bahwa jawaban atas masalah-masalah diatas dapat diselesaikan dengan beberapa cara:

  1. Jika akademisi sebagai jaringan ABCGFM ingin berkontribusi dalam pengembangan industri di desa. Maka dapat menggandeng pemerintah kabupaten. Pemerintah kabupaten sebagai birokrasi dapat melakukan sosialisasi untuk menentukan pengembangan industri di daerah.
  2. Selain itu, pemerintah daerah dengan akademisi dapat memetakan masalah-masalah di desa dengan penyertaan kuesioner. Kuesioner ini bertujuan untuk memetakan masalah-masalah yang ada di desa serta menjadi bahan pengambilan keputusan untuk mendirikan BUMDes dan/atau mendirikan unit usaha BUMDes. 
  3. Pada bagian ketiga, jika desa sudah mendirikan BUMDes. Masalah yang muncul adalah masalah kelembagaan. perlu komunikasi yang baik antara perangkat desa, pengurus BUMDes dan anggota BPD dalam menyelesaikan masalah yang ada di desa. 

Selain solusi-solusi di atas, pengembangan industri di desa dapat dilakukan akademisi dengan menggelar kerjasama penelitian riset dari hulu ke hilir.

Bumdes.id pernah menerapkan hal ini di Desa Kuala Alam di Riau.

Desa Kuala Alam menggandeng perguruan tinggi untuk melakukan riset-riset pengembangan buah-buahan nanas untuk didiversifikasi menjadi keripik nanas hingga selai nanas.

Hasilnya adalah umkm dan BUMDes di Desa Kuala Alam dapat mengolah sektor unggulan menjadi lebih variatif dan menciptakan industri serta lapangan kerja baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KUBET