Sekjen Kemnaker, Dr. Anwar Sanusi: Jangan Lelah Mencintai Desa

JOGJAKARTA. “Terima kasih dan selamat kepada pak Rudy (Founder Bumdes.id –ed) sudah melaunching program yang menciptakan lapangan kerja di pedesaan,” demikian sambutan awal dan apresiasi Dr. Anwar Sanusi atas diselenggarakannya Webinar Program Sriekandi Arjoena Desa. Program ini merupakan inisiasi dari Bumdes.id sebagai upaya menjadi bagian dari solusi mengurangi pengangguran di pedesaan dan turut serta menciptakan lapangan pekerjaan. Sasaran utama Program Sriekandi adalah pemuda dan pemudi yang berdomisili di seluruh desa di Indonesia, dengan rentang usia berada dalam usia produktif dari umur 15 tahun hingga 64 tahun.

Sriekandi sendiri merupakan akronim dari Seri Edukasi Kawan Digital untuk Ibu-Ibu dan Perempuan Desa. Sementara Arjoena merupakan akronim dari Anak Muda Terjun ke Desa untuk Edukasi Digital Anak Muda di Desa. Maksud dari tujuan peluncuran program ini adalah memberi pembekalan kepada pemuda dan pemudi mengenai softskill yang berhubungan dengan ekonomi digital. Bumdes.id memiliki visi yang kuat untuk turut serta dalam menanggulangi pengangguran akibat pandemi dengan jalan memberi pelatihan digitalisasi ekonomi yang meliputi wawasan ketenagakerjaan, pemahaman mengenai womenpreneruship (di dalamnya meliputi format model bisnis bagi ibu-ibu dan perempuan, cara mencari modal hingga bekerjasama dengan umkm), enterpreneurship pemuda di desa wisata hingga strategi digital di era modernitas.

Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, Dr. Anwar Sanusi sebagai  perwakilan pemerintah memberikan materi mengenai wawasan ketenagakerjaan. Sebagai regulator dan juga praktisi yang memahami dunia ketenagerjaan di Indonesia, khususnya pada masa pandemi ini. Anwar mengingatkan semua pihak untuk jangan lelah mencintai desa. “Tidak lelah mencintai desa, semoga menjadi ikhtiar desa akan menciptakan lapangan kerja baru di masa pandemi ini,” tutur Anwar Sanusi dalam pemaparan via Zoom yang dilakukan dalam masa isolasi. Anwar Sanusi sendiri sedang melakukan isolasi mandiri sepulang dari Italia dalam kunjungan kerja.

Menjadi bagian dari pemerintah, Anwar Sanusi mengingatkan bahwa potensi demograsi Indonesia pada masyarakat usia produktif yang akrab disebut sebagai bonus demografi perlu sangat-sangat diperhatikan. Mengingat jika Indonesia tidak menyiapkan sumber daya manusia dengan sebaik-baiknya maka akan kehilangan momentum emas ini. Permasalahan utama ketenagakerjaan di masa pandemi ini dengan meningkatnya angka pengangguran akan mengganggu persiapan menuju bonus demografi ini.  Terlebih dalam penjelasannya Anwar Sanusi memaparkan fakta adanya peningkatan angka pengangguran di kalangan terdidik.

“Pada masa pandemi ini, banyak angkatan kerja usia terdidik di kalangan SMP, SMA dan sarjana yang terkena pemutusan hubungan kerja dan kesulitan untuk kembali bekerja,” tambah Anwar. Masalah utamanya adalah di kalangan terdidik ini ketika akan kembali bekerja mencari lapangan kerja yang spesifik dan sesuai dengan kualifikasi pendidikan, berbanding terbalik dengan kalangan lain lulusan sekolah dasar yang kemudian masuk ke dalam sektor-sektor informal. “Namun, pada sektor-sektor informal ini kelemahannya adalah tidak tercover jaminan sosial dan tidak adanya keterampilan baru di bidang teknologi, ini menjadi pekerjaan rumah kita semua” tutur Anwar.

Anwar menegaskan bahwa salah satunya kelemahan sektor informal di pedesaan dan perkotaan adalah tidak adanya jaminan sosial seperti jaminan kesehatan dan jaminan sosial tambahan yang bisa melindungi pekerja. Selain itu dengan tidak adanya keterampilan teknologi informasi di sektor informal membuat sektor ini tidak bisa maju dan mengikuti perkembangan zaman. Berbeda dengan sektor-sektor formal di kalangan terdidik yang sudah terbiasa dengan keterampilan teknologi informasi.

Sebagai tambahan, Anwar menegaskan bahwa perlu dan sangat penting memasukkan teknologi informasi ke dalam sistem ekonomi desa. Karena masuknya digitalisasi ini akan menjadi nilai tambah ekonomi dan meningkatkan skill bagi sumber daya manusia di pedesaan. “Kami cukup terbantu dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang telah menyusun SDGs Desa salah satunya memasukkan perkembangan Teknologi Informasi.”

Anwar mengapresiasi adanya program Sriekandi dan Arjoena Desa yang fokus pada peningkatan skill anak-anak muda di pedesaan untuk memahami kembali digitalisasi ekonomi dari sisi kewirausahaan. Ketika anak-anak muda bisa mengoperasikan teknologi informasi, memahami model bisnis era baru, mampu menyusun dan merencanakan bisnis yang berkelanjutan serta menguasai strategi digital marketing maka bisa menjadi lompatan ekonomi baru bagi desa.

Video Webinar Sriekandi Arjoena Desa dapat dilihat di Youtube Bumdes TV yaitu:

https://www.youtube.com/watch?v=USvkLFvFNl8

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KUBET