Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kemitraan Partnership mendorong partisipasi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam memanfaatkan dan menggali potensi alam setempat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa serta dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla).
Salah satu yang mulai menunjukkan hasil dalam program kemitraan tersebut adalah BUMDes Budi Daya, Desa Pemangkat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Hasil nyata program kemitraan ini sudah terlihat baik dari sisi penghasilan maupun kesempatan kerja bagi masyarakat desa, dalam usaha memproduksi buah kelapa menjadi minyak goreng dan sebagainya.
“Dulu untuk mata pencaharian, kami hanya bersandar pada pengolahan pertanian dan perkebunan. Dan untuk pembukaan lahannya tidak jarang harus dengan membakar. Namun setelah mendapatkan sosialisasi tentang restorasi gambut, tidak ada lagi yang membuka lahan dengan membakar,” kata Rahifin, Direktur BUMDes Budi Daya Desa Pemangkat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, saat dihubungi.
Ia mengatakan, buah kelapa tidak hanya untuk minyak goreng saja, namun dapat diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO). VCO adalah minyak murni yang diekstrak dari daging kelapa segar.
“VCO itu bisa untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Kemudian informasinya VCO itu juga bisa untuk obat penyembuh penyakit asma dengan cara diminum dengan takaran satu sendok diminum pagi dan sore,” kata Rahifin.
Menurutnya, semua ini dapat terealisasi karena dorongan dan juga pendampingan secara intens yang diberikan oleh BRG dan Kemitraan Partnership hingga mampu menimbulkan kesadaran dari masyarakat Desa Pemangkat dalam pemberdayaan perekonomian masyarakat dengan prinsip tetap menjaga kelestarian alam terutama pada lahan gambut.
“Berkat bantuan sedikit permodalan bahan baku, alat pengolahan, dan pembangunan gudang dari BRG dan Kemitraan Partnership, maka olahan kelapa kami saat ini baik itu minyak goreng maupun VCO yang kami beri nama kelapa hijau itu sudah banyak kami produksi dengan kemasan satu liter yang siap di pasarkan,” katanya.
Ia menambahkan, dari usaha olehan kelapa itu, para petani kelapa bisa tersenyum setiap hari. Sebab harga jual daging kelapa yang biasa hanya Rp1.000 naik menjadi Rp2.000 per buah.
“Usaha lain yang juga sudah kami lakukan yaitu penyediaan jasa alat pesta dan produksi kopi yang kami beri nama Kopi Pangerang. Dan saya berharap agar program pendampingan BRG dan Kemitraan Partnership tetap berlanjut. Karena banyak lagi potensi alam yang kami miliki yang perlu dorongan, bimbingan dan edukasi melalui lembaga itu bersama Pemdes dan Pemkab Kayong Utara,” tambahnya.
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/828397/brg-kemitraan-dorong-partisipasi-warga-cegah-karhutla-melalui-bumdes