Manfaat Peta Desa Di Era Digital untuk Bumdes

Peta Desa

Peta Desa

Peta Desa dapat diakses secara mudah dari Kementerian Desa PDTT, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Informasi Geospasial (BIG). 

Peta desa ini memiliki banyak potensi untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai salah satu alat analisis usaha BUMDes dan desa. 

Pada beberapa studi kelayakan usaha BUMDes, pengurus BUMDes mula-mula bisa mempelajari aplikasi peta desa untuk melihat survei dan pemetaan dari kementerian, BPS dan BIG yang nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun unit usaha.

Misalnya sebuah desa dapat dilihat potensinya melalui peta desa online Kemendesa PDTT. 

Data dari Kemendes PDTT ini dapat digabungkan dengan BPS dan BIG. Pengurus BUMDes dapat menganalisis jumlah penduduk desa, bahan-bahan pokok unggulan yang bisa dikembangkan.

Potensi curah hujan, jarak dan akses dengan kota besar di sekitarnya dan bahkan citra dari BIG secara geografis dapat memunculkan data-data lain yang menakjubkan. 

Seperti ternyata di sebuah desa masih banyak lahan kosong yang bisa disewakan untuk perkembangan unit usaha. 

Pengertian Peta Desa

Peta desa bukan hanya peta dalam map google atau peta fisik kertas yang tercantum dalam papan balai desa. 

Peta desa dapat berupa peta desa arcgis yang menyajikan data geografis, data demografis serta data-data fisik dan non-fisik lainnya. 

Cara mencari peta desa dapat dilakukan dengan mengunjungi aplikasi peta desa dalam website Kemendes PDTT, BPS dan website Badan Informasi Geospasial (BIG). 

Pada tahap awal pengurus BUMDes akan memahami peta desa sebagai peta administrasi desa saja. 

Misalnya memahami jumlah penduduk, letak bentang alam serta potensi usaha yang terlihat. 

Namun ketika peta desa dikembangkan dalam bentuk arcgis dengan tematik tertentu, maka akan terdapat pola-pola yang bisa dikembangkan. 

Inilah manfaat peta desa dalam era digitalisasi, sehingga bahan kajian pengurus BUMDes semakin banyak.

Jika melihat sebuah peta desa seluruh indonesia shp, dengan kacamata makro, maka pengurus bumdes dapat memberikan perbandingan. 

Contohnya begini, peta desa berbentuk peta desa arcgis biasanya menyajikan data tematik. 

Desa dengan desa-desa lainnya dalam satu lingkup kabupaten ternyata memiliki kesamaan dalam potensi bentang alam dan potensi unggulan seperti produsen beras. 

Jika BUMDes Anda sama-sama berfokus pada pengembangan unit usaha beras, maka bisa dipastikan akan bersaing dengan puluhan desa lainnya dalam satu kabupaten bukan?

Nah, kenapa BUMDes tidak memulai dengan unit usaha substitusi atau komplementer dengan menghadirkan penggilingan padi? 

Bisa jadi desa-desa yang menjadi produsen beras tersebut tidak memiliki banyak unit penggilingan padi karena terlalu berfokus pada produksi hasil pertanian. 

Jika BUMDes Anda menginisiasi unit penggilingan padi yang mampu mencakup dua atau tiga lebih desa. Maka kedepan bisa mencakup desa satu kabupaten. Menarik bukan?

Langkah selanjutnya pengurus BUMDes dapat menginisiasi produksi beras dalam bentuk kemasan. 

Nantinya produk kemasan ini tidak akan masuk ke pasar-pasar tradisional (karena rantai pasokannya berbeda, pasar tradisional biasanya disuplai beras curah). 

Jika beras kemasan sudah bisa diproduksi kemudian dipetakan kota-kota besar di sekitar yang memiliki banyak minimarket, supermarket dan hypermarket.

BUMDes sebagai badan hukum tinggal mengajukan proposal kerjasama dengan industri-industri supermarket tadi untuk menjual beras-beras kemasan untuk kalangan menengah ke atas? 

Sistem ini dapat dijalankan jika peta desa dapat dimaksimalkan dengan baik di masa-masa digitalisasi saat ini.

Pemetaan Bentang Alam dan Bentang Hidup

Ketika berbicara peta desa, maka pengurus BUMDes perlu memahami tata cara melakukan pemetaan bentang alam dan bentang hidup desa. 

Sehingga nantinya ketika menganalisis aplikasi peta desa dapat menemukan strategi yang baik dalam pengembangan unit usaha desa.

Bumdes.id mengadakan pelatihan dan pendampingan pemetaan bentang alam dan bentang hidup desa secara reguler setiap bulan di Sekolah BUMDes Nogotirto Sleman. 

Pemateri yang dihadirkan antara lain Founder Bumdes.id, Rudy Suryanto, M.Acc., Ph.D, Kepala desa dan sekretaris desa sekitar Yogyakarta dan juga direktur BUMDes. 

Jika berminat mengikuti pelatihan dan pendampingan dapat menghubungi tim sekretariat bumdes.id melalui: 087805-900-800

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KUBET